Friday, May 22, 2015

Perencanaan Kawasan Cibolang Menjadi Kawasan Wisata Berbasis Masyarakat yang Ekologis

KONTEKS


Cibolang merupakan kawasan yang secara administratif terletak di Desa Banjarsari, Kecamatan Pangalengan. Saat ini penggunaan lahan didominasi oleh kegiatan perkebunan, khususnya perkebunan teh PTP Nusantara VIII. Pada daerah ini terdapat sumber mata air yang digunakan oleh masyarakat setempat dan merupakan kawasan hulu dari Sungai Cilaki yang masuk kedalam Kawasan Daerah Aliran Sungai (DAS) Cilaki yang bermuara ke Samudra Hindia, Pantai Selatan.


Namun sebagian airnya juga masuk ke dalam Situ Cileunca yang airnya dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik, sumber air minum Masyarakat Bandung dan sarana rekreasi. Namun kegiatan peternakan pada daerah ini menjelma menjadi masalah yang cukup mengganggu kualitas air sungai. Disamping masalah tersebut, pada kawasan ini juga terdapat potensi pemandian air panas dan perkebunan teh yang akan dialih fungsikan menjadi perkebunan kopi. sebagaimana yang kita ketahua bersama industri kopi nasional terus meningkat seiring dengan gaya hidup masyarakat yang semakin banyak meminum kopi.

Untuk itu dirasa perlu untuk merencanakan dan merancang Kawasan Cibolang menjadi model kawasan hulu sungai yang dapat mengakomodasi kegiatan pertanian secara umum tanpa harus menurunkan fungsi ekologisnya sekaligus dapat memberdayakan masyarakat setempat dalam sektor pariwisata dan dalam upaya menjaga kelestarian lingkungan.

JENIS TANAH
Didominasi oleh tanah Andosol dengan warna tanah merah, coklat, sampai kekuning-kuningan, dengan PH antara 4,5-6,5 yaitu asam sampai agak asam. Tekstur Remah dengan konsistensi gembur

TOPOGRAFI
Berada pada ketinggian 1.500 - 1600 mDPL

DEMOGRAFI PENDUDUK
Jumlah Penduduk            : 5.771 jiwa         
Laki-laki                           : 2.891 jiwa
Perempuan                      : 2.880 jiwa
Kepadatan Penduduk      : 261 per KM²

LETAK GEOGRAFIS
Luas                                  34,19 Ha
Koordinat Bujur                107°36'35.47" BT - 107°37'8.76" BT
Koordinat Lintang             7°14'23.49" LS - 7°13'53.13" LS
(Sumber: google earth) 

BATAS
Utara                     : Gunung Wahyang        
Barat                     : Kebun Teh Malabar
Selatan                 : Kebunan Teh Malabar
Timur                    : Kebun Teh Malabar

IKLIM
Curah Hujan       2.350 mm/tahun
Suhu Udara        18-23 °C

Pada Tapak terdapat beberapa peruntukan lahan, sebagian besar digunakan sebagai perkebunan teh, karena memang pada dasarnya tapak ini adalah perkebunan teh milik PTPN VIII. Namun, selain digunakan sebagai kebun teh, tapak ini juga digunakan sebagai tempat pemandian air panas (airnya bersumber dari kawasan Perhutani), perumahan pegawai perkebunan, tempat budidaya perikanan yang berbentuk empang, serta tempat peternakan sapi perah yang tergabung dalam Koperasi Peternak Bandung Selatan (KPBS), dan peternakan inilah yang menyumbang pencemaran air sungai yang paling besar jika dibandingkan dengan jenis penggunaan lainnya.

Dengan adanya isu penurunan kualitas hasil teh perkebunan yang ada ditapak, sebagian area kebun teh pada tapak direncanakan akan diganti dengan komoditas kopi, mengingat pasar kopi yang cenderung meningkat di dunia dan di Indonesia khususnya.

Limbah peternakan dan perkebunan dirasa sangat potensial dijadikan sebuah model pertanian terpadu yang tujuan utamanya menjaga ekosistem pada umumnya serta menjaga kualitas air pada khususnya, mengingat pada tapak ini terdapat sumber mata air yang menjadi bahan baku air minum bagi sebagian Masyarakat Bandung.

Selain sistem pertanian terpadu, juga ada hal yang harus diperhatikan dan dicari solusinya, seperti potensi bencana longsor dan potensi wisata yang berimplikasi terhadap peningkatan ekonomi masyarakat sekitar.

AKSES DAN SIRKULASI

Cibolang dapat dicapai melauli 2 (dua) akses utama, yaitu:
                1. Dari arah Situ Cisanti kurang lebih berjarak 12,5 KM
                2. Dari arah Terminal Pangalengan kurang lebih 10,9 KM
Secara keseluruhan akses menuju Cibolang tergolong baik dan mudah dicapai. Namun pada beberapa titik keadaan jalan agak rusak dan berlubang, hal ini disebabkan karena jalan ini memang sering dilalui dengan truk besar pengangkut teh dari kawasan PTP Nusantara VIII. Jarak pandang juga akan menjadi sangat berkurang jika kabut sudah turun.

VEGETASI ENDEMIK

Berdasarkan Laporan Perusahaan Star Energy, Kawasan Pangalengan dengan tapak yang berada di ketinggian di atas 1.500 mDPL Cibolang memiliki vegetasi endemik khas dataran tinggi Jawa Barat seperti Rasamala (Altingia excelsa), Saninten (Castanopsis javanica), Baros (Magnolia mackiottii), Suren (Toona sinensi), dan Talas Bolang (Colocasia esculenta).

Menurut keterangan warga yang telah sejak lahir tinggal di Cibolang, nama Cibolang diambil dari tanaman Talas Bolang yang dahulu banyak terdapat di daerah ini, tumbuh di sepanjang aliran sungai yang basah. Kata Cibolang sendiri terdiri dari dua kata “Ci” dan “Bolang”. Kata Ci berasal dari kata Cai (Bahasa Sunda) yang berarti Air, sedangkan Bolang diambil dari tanaman Talas Bolang. Jadi Cibolang memiliki makna daerah atau tempat yang banyak ditumbuhi tanaman Talas Bolang di sepanjang sungai.

Jenis talas bolang ini biasanya tidak di kosumsi karena rasanya tidak enak atau gatal. Batang dan daun dari talas jenis ini sering digunakan untuk makanan ikan.

SATWA ENDEMIK

Berdasarkan Laporan Perusahaan Star Energy, Kawasan Pangalengan memiliki keanekaragaman fauna mulai dari amfibi, burung sampai mamalia kecil. Seperti Burung Alap alap sapi (Talco moluccensis), Burung Cekaka belukar (Halcyon smynensis), Burung Madu gunung (Aethopyga eximia), Tupai (Tupai javanica), Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis), dan Katak pohon jawa (Rhacophorus javanica. 

SKEMA ALIRAN AIR

Jika diperhatikan dalam skema aliran air di atas, masalah yang timbul adalah bocornya aliran air dari penampungan limbah ternak ke dalam kolam ikan. Hal ini diperkirakan karena volume kolam penampungan yang sudah tidak mencukupi untuk menampung kotoran ternak yang ada, sebab laju produksi limbah yang sangat cepat jika dibandingkan dengan laju organisme pengurai. Oleh sebab itu peternak dengan sengaja membuat aliran dari kolam penampungan ke dalam aliran air sungai. Hal ini tentunya dapat menurunkan kualitas air sungai.

PEERENCANAAN SKALA MAKRO PANGALENGAN DAN KERTASARI

ECO VILLAGE
Konsep: Menciptakan kehidupan desa yang berkelanjutan dengan aspek yang seimbang antara manusia dan alam
Prinsip:
-              Desain pemukiman & pertanian yang harmonis dengan alam
-              Manajemen Pengolahan limbah
-              Pelibatan anggota masyarakat
-              Mendorong kearifan lokal sebagai bagian kehidupan sehari-hari
-              Konservasi dan penanaman kembali vegetasi endemik
Implementasi Pada Tapak:
-              Pemberdayaan masyarakat dalam mengolah kotoran ternak menjadi biogas
                dan pupuk
-              Konservasi dan penanaman kembali vegetasi endemik

LOCAL WISDOM
Pada Lanskap Sunda, dalam agroekosistem skala makro, lanskap didefinisikan oleh elemen utama Niliai Sunda yaitu: Luhur, Tengah dan Handap.
Konsep: Mengangkat Lanskap Sunda pada kawasan Pangalengan dan Kertasari
Prinsip:
-              Penerepan tipologi Sunda: Luhur, Tengah dan Handap ke dalam zoning
                perencanaan berdasarkan land use
                                                - Luhur - Tengah               : tegakkan pohon
                                                - Tengah - Handap : Pemukiman-sawah pertanian
                                                - Mata air sebagai pusat kehidupan
Implementasi Pada Tapak:
-              Menjaga sumber mata air (Luhur) dengan menanam tegakkan pohon agar
                kualitasnya tetap terjaga
-              Membuat aliran khusus bagi limbah ternak agar tidak mengotori bagian
                tengah-handap

GREEN AGRICULTURE
Konsep: Menciptakan pertanian yang menjaga tanah, air dan juga spesies endemik dalam kawasan.
Prinsip:
-              Mengembangkan pertanian organik
-              Integrasi pertanian konvensional dengan teknik pertanian yang ramah
                lingkungan
-              Pengelolaan limbah pertanian dan peternakan
-              Pertanian yang mendorong strategi konservasi tanah, aor dan pengelolaan
                vegetasi
-              Pertanian yang memperhatikan aspek jaringan habitat dan proses ekologi
Implementasi Pada Tapak:
-              Mengintegrasikan pengelolaan limbah ternak menjadi pupuk kandang
                yang dimanfaatkan untuk perkebunan kopi, untuk kemudian rumput yang
                tumbuh diantara tanaman kopi dapat dimanfaatkan kembali sebagai pakan
                ternak.
-              Menjadikan area perkebunan sebagai green corridor bagi satwa dalam
                berpindah

GREEN INFRASTRUCTURE
Konsep: Merancang lanskap wisata dengan penerapan infrastruktur hijau yang sustainable
Prinsip:
-              Desain lanskap dengan infrastruktur yang tidak mengganggu siklus alami
-              Desain lanskap mencegah sedimentasi
-              Pengelolaan limbah pertanian dan peternakan
-              Penggunaan infrastruktur ramah lingkungan dan memudahkan
                pengelolaan sistem wisata
Implementasi Pada Tapak:
-              Menggunakan material hardscape yang dapat diperbaharuiseperti bambu
                untuk pembuatan deck

SUSTAINABLE WATER MANAGEMENT
Konsep: Merancang lanskap yang dapat menjaga kualitas air di hulu agar dapat dimanfaatkan secara optimal sampai ke hilir
Prinsip:
-              Memperkuat fungsi lanskap yang dapat menjaga kualitas air
-              Merancang kawasan badan air secara ekologis
-              meningkatkan konektivitas dari badan air
-              Mengembangkan teknologi biohydro-engineering
Implementasi Pada Tapak:
-              Mengkonservasi kawasan tepi sungai dan mata air
-              Menerapkan teknologi biohydro-engineering pada badan air
-              Meminimalisasi masuknya limbah ke dalam badan air

ECOTOURISM
Konsep: Pariwisata yang membangun kesadaran dan rasa hormat terhadap lingkungan dan budaya
Prinsip:
-              Mendidik wisatawan tentang pentingnya konservasi
-              Membawa manfaat ekonomi masyarakat lokal
-              Pariwisata yang tidak melebihi kapasitas sosial dan lingkungan setempat
Implementasi Pada Tapak:
-              Memasang papan interpretasi pada beberapa titik yang menerangkan tata
                cara mengolah limbah dan implikasinya terhadap kualitas air. diharapkan
                pengunjung dapat memahami dan menghayati pentingnya menjaga
                lingkungan
-              Melibatkan aktivitas peternak sebagai wisata edukasi

WILD ECOSYSTEM
Konsep: Merancang habitat lanskap yang dapat mengkonservasi flora dan fauna endemik dan dapat menjadi tujuan wisata berbasis ekologi

Prinsip:

-              Memperkuat fungsi lanskap yang menunjang pergerakan burung
-              Merancang arboretum pohon endemik
-              Mengembangkan pusat pembelajaran habitat liar
-              Pengembangkan sistem interpretasi pada tapak
-              Sistem wisata dengan berjalan dan bersepeda


Implementasi Pada Tapak:

-              Memasang papan interpretasi pada beberapa titik yang menerangkan tata
                cara mengolah limbah dan implikasinya terhadap kualitas air
-              Merancang kawasan tepi sungai sebagai green corridor
 -              Menanami kawasan dengan vegetasi endemik untuk memudahkan satwa
                 endemik dalam bergerak

Analisis Tata Guna Lahan

Analisis dilakukan dengan tool software AutoCad 2012 dengan cara men-digitasi peta citra satelit dari Google Maps Tahun 2014. Dari hasil analisis didapat tiga tipe penggunaan lahan pada tapak, yaitu sebagai badan air (25%), perkebunan (65%) dan area terbangun (10%). Area terbangun memiliki porsi yang paling kecil karena aturan dari pemilik lahan (PTPN VIII) yang memang sangat membatasi lahannya digunakan sebagai area terbangun demi meningkatkan dan menjaga kuantitas hasil perkebunan. Tentunya hal ini sangat menguntungkan dalam upaya menjaga kualitas ekologi dalam tapak tetap terjaga.

Analisis Ketinggian Lahan

Analisis dilakukan dengan tool software AutoCad Land Desktop 2009 dengan menggunakan basis data ketinggian yang diambil pada tapak dengan GPS Garmin 62 SC. Secara keseluruhan, ketinggian pada tapak berkisar antara 1470 - 1530 mDPL. Dengan ketinggian tersebut secara garis besar tapak initermasuk ke dalam kategori dataran tinggi yang memiliki ke-khas-an flora dan fauna tersendiri. untuk itu kaitannya dalam pemilihan jenis tanaman sebaiknya digunakan tanaman endemik yang sesuai dengan ketinggian  pada tapak.

Analisis Hidrologi

Dengan luas badan air yang mencapai 25% dari total luas tapak, tapak ini berpotensi sebagai daerah resapan air. Namun yang perlu dicermati adalah laju dari aliran permukaan yang relatif cepat karena pengaruh dari kontur tanah dan tutupan vegetasi yang ada. Hal ini tentunya dapat meningkatkan potensi bahaya erosi dan longsor. Untuk itu diperlukan rencana penanaman yang tepat guna meminimalisasi aliran permukaan, khususnya pada area yang curam.

Analisis Tutupan Vegetasi

Analisis dilakukan dengan tool software AutoCad 2012 dengan cara men-digitasi peta citra satelit dari Google Maps Tahun 2014. Dari hasil analisis didapat sebanyak 80% dari luas total tapak merupakan vegetasi dengan jenis semak sedang (tanaman teh). Sedangkan lahan yang tertutup kanopi pohon tinggi hanya 1,5% saja. Artinya penambahan pohon tinggi pada tapak harus dilakukan dengan tujuan meminimalisasi aliran permukaan, melindungi lereng dari bahaya longsor, serta meningkatkan kenyamanan mikro.

Analisis Kemiringan Lahan

Analisis dilakukan dengan tool software AutoCad Land Desktop 2009 dengan menggunakan basis data ketinggian yang diambil pada tapak dengan GPS Garmin 62 SC. Didapat data kecuraman 0-3% meliputi 21% area, kecuraman 3-8% meliputi 48% area, kecuraman 8-15% meliputi 17% area, kecuraman 15-30% meliputi 12% area, kecuraman 30-45% meliputi 1% area, dan kecuraman >45% meliputi 1% area. Untuk itu perlu dilakukan upaya perlindungan tanah pada area yang curam.

Analisis Kualitas Air

Analisis dilakukan secara visual dan aroma. Dibagi menjadi 3 kategori:
                1. Air Tidak Tercemar                                                      3. Air Tercemar
                   *Warna bening                                                                 *Warna Keruh
                   *Tidak beraroma                                                              *Beraroma tidak sedap
                2. Air Agak Tercemar
                   *Warna agak keruh
                   *Tidak beraroma
Diperlukan sistem bio-engineering untuk meningkatkan kualitas air yang ada agar tetap bagus sampai ke hulu.


Rumusan Masalah
Konsep Ruang
Konsep Sequence
Konsep Vegetasi

Site Plan
Rencana Penanaman


Rencana Kolam
Rencana Hardscape

No comments:

Post a Comment